Contoh Naskah Drama Modern 5 Orang Pemeran
ideGURU.COM - Selamat siang, postingan kali ini admin membagikan atikel seputar naskah drama yakni contoh naskah drama modern dengan 5 orang pemeran. Pada postingan sebelumnya admin sudah membagikan artikel seputar Contoh RPP 1 Lembar Bahasa Inggris Kelas 9.
Kata “drama” berasal dari bahasa Yunani “draomai” yang berarti berbuat, berlaku, bertindak, atau beraksi.Istilah drama dewasa ini sering disamakan dengan teater (Waluyo 2003:2dalam jurnal Cahyaningtyas Utami, 2014).
Drama merupakan suatu pertunjukkan yang membawakan sebuah cerita, media yang digunakan untuk menyampaikan cerita tersebut melalui gerak dan dialog-dialog yang dilakukan oleh para tokohnya.
Sebelum menulis naskah drama ada beberapa hal yang sebaiknya dipahami terlebih dahulu yaitu struktur yang membangun naskah drama. Menurut Herman J. wALUYO, struktur drama tersebut meliputi:
Narator : Yuni dan Sany merupakan sahabat baik. Mereka telah bersahabat sejak kecil, tapi suatu hari ketika keluarganya Sany jatuh miskin, Yuni pun tak ingin lagi bersahabat dengan Sany. Saat Yuni, Sany, Chika, Silvi, dan Tyas sedang bersih-bersih kelas sebelum pulang, Sany meminta bantuan Yuni, tapi Yuni malah menghina Sany.
Sany : Yub, bisakah kau menolongku untuk menggeser meja ini?
Yuni : Apa? Menolongmu? Kau pikir kau itu siapa?
Sany : Ada apa denganmu, Yub? Bukankah kita sahabat? Apa kau
sudah lupa ?
Yuni : Sahabat? Maaf ya, aku tidak punya sahabat seperti mu yang
miskin. Aku hanya mau bersahabat dengan orang yang kaya.
Tyas : Kenapa dengan kalian berdua? Sepertinya sedang bermasalah.
Sany : Tidak ada apa-apa. Kita berdua baik-baik saja. Ya kan Yuni?
Yuni : Baik-baik saja? tadi anak miskin ini meminta bantuan ke
aku. Tapi sayang, aku tak ingin membantu orang seperti dia,
Mana dia mengaku jadi sahabat aku lagi? Eww.
(Sany pun pergi karena mendengar perkataan Yuni seperti itu)
Tyas : Jangan begitu Yub. Bukannya kau dan Sany memang
bersahabat dari kecil? Masa’ karena sekarang Sany dan
keluarganya jatuh miskin, kau tidak mau lagi bersahabat
dengannya? Bukannya saat-saat seperti ini kau bisa tunjukkan ke
dia, kalau kau memang sahabatnya. Bukan malah
meninggalkannya.
Chika : Betul kata Tyas. Seharusnya kau sekarang mendukung dia,
bukan menghina dia seperti itu. Kasihan Sany.
Silvi : Betul itu. Sahabat seperti apa kau ini?
Yuni : Kalian pikir siapa kalian yang berani menasehatiku?
Terserah aku mau berbuat apa. Urus saja diri kalian.
Silvi :Kita bukannya bermaksud menasehati kamu. Tapi kita tidak mau
persahabatan kamu dan Sany berakhir seperti ini.
Yuni : Aargh, itu bukan urusan kalian.
(Yuni pun langsung pulang)
Chika : Bisa-bisanya dia berbuat begitu kepada Sany. Bukankah selama
ini dia yang selalu saja membela Sany ketika ada masalah?
Tyas : itu hanya dia yang tahu. Tapi satu hal yang akhirnya kita tahu,
Yuni hanya mau berteman dengan orang yang Kaya.
Chika : Pantas saja.
Silvi : Pantas apanya?
Tyas : sudahlah jangan dibahas lagi, lebih baik kita pulang saja.
Chika : betul itu.
Silvi : Let’s Go !!!
Narator : Keesokan harinya, mereka kembali masuk kesekolah seperti biasa, tetapi tidak dengan Sany. Hal ini pun terjadi selama 2 minggu berturut-turut. Pada akhirnya ketika mereka berempat sedang dalam perjalanan ke sekolah, dengan tidak sengaja mereka bertemu dengan Sany di pinggir jalan yang sedang mencari kardus-kardus.
Tyas : Hey bukannya itu Sany?
Chika: iya benar itu Sany. Sedang apa dia? Bukannya masuk sekolah
tapi jalan-jalan.
Tyas : iya benar.
(Tyas pun langsung menarik Yuni yang jalan di belakangnya dan sedang asyik dengan IPhone-nya)
Tyas : Lihat itu? Apa yang sahabatmu lakukan?
Yuni : haha… Pasti sedang mencari-cari sampah. Dia kan orang miskin.
Silvi : Apa’an sih. Ayo kita kesana.
Tyas : Sany, apa yang sedang kau lakukan? Kenapa kau tidak masuk sekolah selama 2 minggu ini?
Sany : (dengan Kaget) aku? Ya, seperti yang kalian lihat.
Yuni : Aku bilang juga apa?. Pasti dia sedang mencari-cari sampah.
Seperti kalian tidak tahu saja pekerjaan orang miskin.
Chika : Sudahlah Yuni, meski begitu Sany itu sahabatmu.
Tyas : Apa-apaan sih. Kenapa kau tidak masuk sekolah Sany?
Sany : Begini, orang tuaku tidak punya uang untuk membiayai aku dan
adikku untuk sekolah. Sedangkan adikku masih mau sekolah,
jadi aku mengalah saja untuk adikku. Biar adikku yang sekolah
dan aku membantu orang tua ku untuk menyambung hidup.
Silvi : Mulia sekali hati mu, Son.
Yuni : Mulia apanya? Dia cuma mau cari simpati tahu? kalian ini
mudah sekali dibodohi sama dia.
Sany : Tega sekali kau berkata begitu pada ku. Aku memang sekarang
sudah miskin, tapi aku masih punya perasaan. Kalau kamu tidak
mau bersahabat lagi dengan ku, ya sudah, itu tidak jadi masalah
buat ku, tapi jangan kau hina aku dengan kata-katamu itu. Satu
lagi, aku tidak pernah menyesal berkenalan dengan mu.
Tapi itu merupakan pembelajaran bagi ku. Terima kasih Yuni.
(Sany pun lari secepat mungkin meninggalkan mereka berempat dengan perasaan yang bercampur aduk)
Tyas : sudah puas kau menyakiti dia? ingat Yub, suatu hari nanti kau
juga akan merasa apa yang Sany rasakan sekarang.
Silvi dan Chika : Betul itu.
Yuni : Apa? Itu tidak mungkin. Keluarga ku tidak mungkin jatuh miskin seperti dia. Keluargaku memiliki banyak usaha yang menghasilkan banyak uang. Dan tidak akan habis untuk 5 generasi. Haha
(sambil tertawa Yuni pun jalan meninggalkan mereka bertiga)
Silvi : Sombong sekali anak itu. Semoga hidupnya baik-baik saja.
Tyas : ya semoga saja. Memang terkadang kita harus menyadari bahwa
ada orang tertentu yang bisa tinggal dihati kita, namun tidak
dalam kehidupan kita
Chika: ya betul itu. Dan semoga suatu hari nanti kita bisa bertemu lagi
dengan Sany.
(mereka bertiga akhrinya melanjutkan perjalan ke sekolah)
Narator : Setelah 3 tahun berlalu, Yuni, Chika, Silvi, dan Tyas tidak bertemu Sany. Ternyata Sany sekarang di angkat oleh keluarga kaya dan Sany disekolahkan di sekolah yang sama dengan Chika, Silvi, dan Tyas. Suatu hari ketika Sany masuk untuk pertama kali di sekolah yang baru itu, Chika, Silvi, dan Tyas sangat terkejut.
Silvi : Hey ! Lihat anak baru itu, sepertinya mukanya sudah tak asing lagi buatku.
Tyas : Ehmmm, iya Sil. Sepertinya aku sudah pernah kenal dengan dia.
Chika : Siapa sih yang kalian bicarakan?
Silvi &Tyas : Itu !
Chika : HAAH???? ITU BUKANNYA SANY??
Tyas : Ohh, iya, iya itu Sany !!
Silvi : Hey !! Sany, kemarilah !!
Sany : Haah, kalian bertiga?? Kalian sekolah disini?
Chika : Iya
Sany : Wah, aku tidak menyangka akan bertemu kalian lagi. Mana Yuni?
Silvi : Kami sudah tidak bertemu dia sejak 2 tahun lalu.
Tyas : Iya, sepertinya dia pindah rumah.
Chika : Sudahlah, ayo kita ke kelas. Kelasmu sama dengan kelasku kan?
Sany : Emm, Iya
Silvi : Let’s Go !!!
Narator : Saat pulang sekolah, Yuni mengamen di depan rumah Sany. Dan ternyata Chika, Silvi, dan Tyas sedang berada di rumah Sany. Lalu mereka berempat menghampiri Yuni.
Chika : Yub, sedang apa kau?
Yuni : Lohh, kalian? Aku..., aku... aku sedang bekerja untuk menghidupi diriku sendiri.
Silvi : Kemana orang tuamu?? Kenapa bisa kamu bekerja?
Yuni : Orangtuaku meninggal 2 tahun lalu karena kecelakaan, dan usaha mereka tidak ada yang meneruskannya. Jadi semua harta orangtuaku sudah habis, dan aku hanya hidup sendirian sekarang.
Tyas : Oh begitu, Yub. Aku jadi teringat kata-kata yang aku ucapkan dulu. Maafkan aku, yub.
Yuni : Seharusnya aku yang meminta maaf. Dulu aku terlalu sombong kepadamu, Son. Sekarang aku merasakan apa yang kamu rasakan, aku tahu Tuhan memang adil. Aku menyesal, Son. Maafkan aku.
Sany : Sudahlah, yub. Lupakan saja, aku sudah melupakan semuanya yang kau katakan dulu. Sekarang kita ber-empat bersahabatkan?
Chika : Iya. Apapun yang terjadi kita akan tetap bersama, iya kan?
Sany,Silvi,Tyas : Setuju !
Yuni : emm, apa kalian benar-benar memaafkan aku?
Sany : Tentu saja, Yub. Aku yakin sekarang kau sudah berubah.
Yuni : Baiklah, terima kasih teman-teman. Ternyata persahabatan itu segala-galanya.
Chika : Bagaimana kalau kita membantumu mengamen, yub?
Silvi : Ide bagus itu!
Tyas : Aku setuju, pasti sangat menyenangkan.
Sany : Ayo! Mengamen dimana yub?
Yuni : di pertigaan Purwosari saja, disana kan ramai?
Silvi : Let’s Go!!!!!!
Narator : Semenjak hari itu, Yuni, Sany, Chika, Silvi, dan Tyas bersahabat. Yuni diangkat menjadi anak orang tua angkat Sany. Mereka berempat selalu bersama dan selalu tertawa bersama.
Semoga bermanfaat. Jangan lupa bantu share contoh naskah drama 5 orang ke rekan-rekan anda yang lain. Terima kasih.
Contoh Naskah Drama
Sebelum lanjut ke contoh naskah drama modern, kita bahas dulu pengertian naskah drama, struktur naskah drama ciri-ciri naskah drama selanjutnya contoh naskah drama.Pengertian Naskah Drama
Naskah drama adalah barang cetak atau naskah tertulis yang berbentuk dialog, menggambarkan watak seseorang dalam kehidupan, memiliki kesatuan dan berfungsi sebagai naskah sastra (untuk dibaca) maupun sebagai naskah untuk dipentaskan.Kata “drama” berasal dari bahasa Yunani “draomai” yang berarti berbuat, berlaku, bertindak, atau beraksi.Istilah drama dewasa ini sering disamakan dengan teater (Waluyo 2003:2dalam jurnal Cahyaningtyas Utami, 2014).
Drama merupakan suatu pertunjukkan yang membawakan sebuah cerita, media yang digunakan untuk menyampaikan cerita tersebut melalui gerak dan dialog-dialog yang dilakukan oleh para tokohnya.
Pengertian Naskah Drama Menurut Para Ahli
- Menurut KBBI naskah adalh karangan yang masih ditulis dengan tangan yang belum diterbitkan.
- Menurut Imam Suryono Drama adalah suatu aksi atau perbuatan (bahasa yunani). Sedangkan dramatik adalah jenis karangan yang dipertunjukkan dalam suatu tingkah laku, mimik dan perbuatan. Sandiwara adalah sebutan lain dari drama dimana sandi adalah rahasia dan wara adalah pelajaran. Orang yang memainkan drama disebut aktor atau lakon.
- Menurut Molton drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak (life presented in action).
- Menurut Ferdinand Brunettierre drama haruslah melahirkan kehendak dengan action.
- Menurut Baltazhar Vallhagen drama adalah kesenian melukiskan sifat dan sikap manusia dengan gerak.
- Menurut Sendrasik naskah drama merupakan bahan dasar sebuah pementasan dan belum sempurna bentuknya apabial belum dipentaskan. Naskah drama juga sebagai ungkapan pernyataan penulis (play wright) yang berisi nilai-nilai pengalaman umum juga merupakan ide dasar bagi actor.
Struktur Naskah Drama
Drama dibangun atas beberapa unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik merupakan unsur yang membangun sebuah karya sastra yang berasal dari dalam karya sastra itu sendiri.Sebelum menulis naskah drama ada beberapa hal yang sebaiknya dipahami terlebih dahulu yaitu struktur yang membangun naskah drama. Menurut Herman J. wALUYO, struktur drama tersebut meliputi:
- Plot/alur. Plot atau kerangka cerita, yaitu jalinan cerita atau kerangka cerita awal hingga akhir yang merupakan jalinan konflik antara dua tokoh atau lebih yang saling berlawanan.
- Penokohan dan perwatakan. Penokohan erat hubungannya dengan perwatakan. Penokohan merupakan susunan tokoh-tokoh yang berperan dalam drama. Tokoh-tokoh itu selanjutnya akan dijelaskan keadaan fisik dan psikisnya sehingga akan memiliki watak atau karakter yang berbeda-beda.
- Dialog(percakapan). Ciri khas naskah drama adalah naskahnya berbentuk percakapan atau dialog. Dialog dalam naskah drama berupa ragam bahasa yang komunikatif sebagai tiruan bahasa sehari-hari bukan ragam bahasa tulis.
- Setting (tempat, waktu dan sarana). Setting disebut juga latar cerita yaitu penggambaran waktu, tempat, dan suasana terjadinya sebuah cerita.
- Tema (dasar cerita). Tema merupakan gagasan pokok yang mendasari sebuah cerita dalam drama. Tema dikembangkan melalui alur dramatik dalam plot melalui tokoh-tokoh antagonis dan protogonis dengan perwatakan yang berlawanan sehingga memungkinkan munculnya konflik diantara keduanya.
- Amanat atau pesan pengarang. Pesan dalam sebuah drama dapat tersirat dan tersurat. Pembaca yang jeli akan mampu mencari pesan yang terkandung dalam naskah drama. Pesan dapat disampaikan melalui percakapan antartokoh atau perilaku setiap tokoh.
- Petunjuk teknis/teks samping. Dalam naskah drama diperlukan petunjuk teknis atau teks samping yang sangat diperlukan apabila naskah drama itu dipentaskan. Petunjuk itu berguna untuk petunjuk teknis tokoh, waktu, suasana, pentas, suara, musik, keluar masuk tokoh, keras lemahnya dialog, warna suara, dan sebagainya.
Ciri-Ciri Naskah Drama
Teks drama memiliki beberapa ciri-ciri, antara lain sebagai berikut.- Seluruh cerita drama berbentuk dialog, baik tokoh dan juga narator. Inilah ciri utama dalam naskah dialog, semua ucapan ditulis dalam bentuk teks.
- Dialog dalam drama tidak menggunakan tanda petik (“…”). Hal ini karena dialog drama bukan sebuah kalimat langsung. Oleh karena itu, naskah drama sendiri tidak menggunakan tanda petik.
- Naskah drama sendiri dilengkapi dengan sebuah petunjuk tertentu yang harus dilakukan pada tokoh yang pemeran bersangkutan. Petunjuk tersebut ditulis dalam tanda kurung atau dapa juga dengan menggunakan jenis huruf yang berbeda dengan huruf pada dialog.
- Naskah drama terletak diatas dialog atau disamping kiri dialog.
Contoh Naskah Drama Modern 5 Orang
Naskah Drama 5 Orang Tema Persahabatan
Narator : Yuni dan Sany merupakan sahabat baik. Mereka telah bersahabat sejak kecil, tapi suatu hari ketika keluarganya Sany jatuh miskin, Yuni pun tak ingin lagi bersahabat dengan Sany. Saat Yuni, Sany, Chika, Silvi, dan Tyas sedang bersih-bersih kelas sebelum pulang, Sany meminta bantuan Yuni, tapi Yuni malah menghina Sany.
Sany : Yub, bisakah kau menolongku untuk menggeser meja ini?
Yuni : Apa? Menolongmu? Kau pikir kau itu siapa?
Sany : Ada apa denganmu, Yub? Bukankah kita sahabat? Apa kau
sudah lupa ?
Yuni : Sahabat? Maaf ya, aku tidak punya sahabat seperti mu yang
miskin. Aku hanya mau bersahabat dengan orang yang kaya.
Tyas : Kenapa dengan kalian berdua? Sepertinya sedang bermasalah.
Sany : Tidak ada apa-apa. Kita berdua baik-baik saja. Ya kan Yuni?
Yuni : Baik-baik saja? tadi anak miskin ini meminta bantuan ke
aku. Tapi sayang, aku tak ingin membantu orang seperti dia,
Mana dia mengaku jadi sahabat aku lagi? Eww.
(Sany pun pergi karena mendengar perkataan Yuni seperti itu)
Tyas : Jangan begitu Yub. Bukannya kau dan Sany memang
bersahabat dari kecil? Masa’ karena sekarang Sany dan
keluarganya jatuh miskin, kau tidak mau lagi bersahabat
dengannya? Bukannya saat-saat seperti ini kau bisa tunjukkan ke
dia, kalau kau memang sahabatnya. Bukan malah
meninggalkannya.
Chika : Betul kata Tyas. Seharusnya kau sekarang mendukung dia,
bukan menghina dia seperti itu. Kasihan Sany.
Silvi : Betul itu. Sahabat seperti apa kau ini?
Yuni : Kalian pikir siapa kalian yang berani menasehatiku?
Terserah aku mau berbuat apa. Urus saja diri kalian.
Silvi :Kita bukannya bermaksud menasehati kamu. Tapi kita tidak mau
persahabatan kamu dan Sany berakhir seperti ini.
Yuni : Aargh, itu bukan urusan kalian.
(Yuni pun langsung pulang)
Chika : Bisa-bisanya dia berbuat begitu kepada Sany. Bukankah selama
ini dia yang selalu saja membela Sany ketika ada masalah?
Tyas : itu hanya dia yang tahu. Tapi satu hal yang akhirnya kita tahu,
Yuni hanya mau berteman dengan orang yang Kaya.
Chika : Pantas saja.
Silvi : Pantas apanya?
Tyas : sudahlah jangan dibahas lagi, lebih baik kita pulang saja.
Chika : betul itu.
Silvi : Let’s Go !!!
Narator : Keesokan harinya, mereka kembali masuk kesekolah seperti biasa, tetapi tidak dengan Sany. Hal ini pun terjadi selama 2 minggu berturut-turut. Pada akhirnya ketika mereka berempat sedang dalam perjalanan ke sekolah, dengan tidak sengaja mereka bertemu dengan Sany di pinggir jalan yang sedang mencari kardus-kardus.
Tyas : Hey bukannya itu Sany?
Chika: iya benar itu Sany. Sedang apa dia? Bukannya masuk sekolah
tapi jalan-jalan.
Tyas : iya benar.
(Tyas pun langsung menarik Yuni yang jalan di belakangnya dan sedang asyik dengan IPhone-nya)
Tyas : Lihat itu? Apa yang sahabatmu lakukan?
Yuni : haha… Pasti sedang mencari-cari sampah. Dia kan orang miskin.
Silvi : Apa’an sih. Ayo kita kesana.
Tyas : Sany, apa yang sedang kau lakukan? Kenapa kau tidak masuk sekolah selama 2 minggu ini?
Sany : (dengan Kaget) aku? Ya, seperti yang kalian lihat.
Yuni : Aku bilang juga apa?. Pasti dia sedang mencari-cari sampah.
Seperti kalian tidak tahu saja pekerjaan orang miskin.
Chika : Sudahlah Yuni, meski begitu Sany itu sahabatmu.
Tyas : Apa-apaan sih. Kenapa kau tidak masuk sekolah Sany?
Sany : Begini, orang tuaku tidak punya uang untuk membiayai aku dan
adikku untuk sekolah. Sedangkan adikku masih mau sekolah,
jadi aku mengalah saja untuk adikku. Biar adikku yang sekolah
dan aku membantu orang tua ku untuk menyambung hidup.
Silvi : Mulia sekali hati mu, Son.
Yuni : Mulia apanya? Dia cuma mau cari simpati tahu? kalian ini
mudah sekali dibodohi sama dia.
Sany : Tega sekali kau berkata begitu pada ku. Aku memang sekarang
sudah miskin, tapi aku masih punya perasaan. Kalau kamu tidak
mau bersahabat lagi dengan ku, ya sudah, itu tidak jadi masalah
buat ku, tapi jangan kau hina aku dengan kata-katamu itu. Satu
lagi, aku tidak pernah menyesal berkenalan dengan mu.
Tapi itu merupakan pembelajaran bagi ku. Terima kasih Yuni.
(Sany pun lari secepat mungkin meninggalkan mereka berempat dengan perasaan yang bercampur aduk)
Tyas : sudah puas kau menyakiti dia? ingat Yub, suatu hari nanti kau
juga akan merasa apa yang Sany rasakan sekarang.
Silvi dan Chika : Betul itu.
Yuni : Apa? Itu tidak mungkin. Keluarga ku tidak mungkin jatuh miskin seperti dia. Keluargaku memiliki banyak usaha yang menghasilkan banyak uang. Dan tidak akan habis untuk 5 generasi. Haha
(sambil tertawa Yuni pun jalan meninggalkan mereka bertiga)
Silvi : Sombong sekali anak itu. Semoga hidupnya baik-baik saja.
Tyas : ya semoga saja. Memang terkadang kita harus menyadari bahwa
ada orang tertentu yang bisa tinggal dihati kita, namun tidak
dalam kehidupan kita
Chika: ya betul itu. Dan semoga suatu hari nanti kita bisa bertemu lagi
dengan Sany.
(mereka bertiga akhrinya melanjutkan perjalan ke sekolah)
Narator : Setelah 3 tahun berlalu, Yuni, Chika, Silvi, dan Tyas tidak bertemu Sany. Ternyata Sany sekarang di angkat oleh keluarga kaya dan Sany disekolahkan di sekolah yang sama dengan Chika, Silvi, dan Tyas. Suatu hari ketika Sany masuk untuk pertama kali di sekolah yang baru itu, Chika, Silvi, dan Tyas sangat terkejut.
Silvi : Hey ! Lihat anak baru itu, sepertinya mukanya sudah tak asing lagi buatku.
Tyas : Ehmmm, iya Sil. Sepertinya aku sudah pernah kenal dengan dia.
Chika : Siapa sih yang kalian bicarakan?
Silvi &Tyas : Itu !
Chika : HAAH???? ITU BUKANNYA SANY??
Tyas : Ohh, iya, iya itu Sany !!
Silvi : Hey !! Sany, kemarilah !!
Sany : Haah, kalian bertiga?? Kalian sekolah disini?
Chika : Iya
Sany : Wah, aku tidak menyangka akan bertemu kalian lagi. Mana Yuni?
Silvi : Kami sudah tidak bertemu dia sejak 2 tahun lalu.
Tyas : Iya, sepertinya dia pindah rumah.
Chika : Sudahlah, ayo kita ke kelas. Kelasmu sama dengan kelasku kan?
Sany : Emm, Iya
Silvi : Let’s Go !!!
Narator : Saat pulang sekolah, Yuni mengamen di depan rumah Sany. Dan ternyata Chika, Silvi, dan Tyas sedang berada di rumah Sany. Lalu mereka berempat menghampiri Yuni.
Chika : Yub, sedang apa kau?
Yuni : Lohh, kalian? Aku..., aku... aku sedang bekerja untuk menghidupi diriku sendiri.
Silvi : Kemana orang tuamu?? Kenapa bisa kamu bekerja?
Yuni : Orangtuaku meninggal 2 tahun lalu karena kecelakaan, dan usaha mereka tidak ada yang meneruskannya. Jadi semua harta orangtuaku sudah habis, dan aku hanya hidup sendirian sekarang.
Tyas : Oh begitu, Yub. Aku jadi teringat kata-kata yang aku ucapkan dulu. Maafkan aku, yub.
Yuni : Seharusnya aku yang meminta maaf. Dulu aku terlalu sombong kepadamu, Son. Sekarang aku merasakan apa yang kamu rasakan, aku tahu Tuhan memang adil. Aku menyesal, Son. Maafkan aku.
Sany : Sudahlah, yub. Lupakan saja, aku sudah melupakan semuanya yang kau katakan dulu. Sekarang kita ber-empat bersahabatkan?
Chika : Iya. Apapun yang terjadi kita akan tetap bersama, iya kan?
Sany,Silvi,Tyas : Setuju !
Yuni : emm, apa kalian benar-benar memaafkan aku?
Sany : Tentu saja, Yub. Aku yakin sekarang kau sudah berubah.
Yuni : Baiklah, terima kasih teman-teman. Ternyata persahabatan itu segala-galanya.
Chika : Bagaimana kalau kita membantumu mengamen, yub?
Silvi : Ide bagus itu!
Tyas : Aku setuju, pasti sangat menyenangkan.
Sany : Ayo! Mengamen dimana yub?
Yuni : di pertigaan Purwosari saja, disana kan ramai?
Silvi : Let’s Go!!!!!!
Narator : Semenjak hari itu, Yuni, Sany, Chika, Silvi, dan Tyas bersahabat. Yuni diangkat menjadi anak orang tua angkat Sany. Mereka berempat selalu bersama dan selalu tertawa bersama.
Semoga bermanfaat. Jangan lupa bantu share contoh naskah drama 5 orang ke rekan-rekan anda yang lain. Terima kasih.
0 Response to "Contoh Naskah Drama Modern 5 Orang Pemeran"
Post a Comment